Rabu, 04 September 2013

Especially For You! ♥ (hanya sebuah mimpi yang ku harap menjadi nyata)

Hallo Pangeran,
Sudah beberapa waktu ini kita dekat ya.. Menurutku sih kita dekat, hehehe, tapi entah menurutmu..
Dan dibeberapa waktu ini juga, aku menyimpan sebuah rasa.
Rasa yang lebih untukmu. (Aku yakin kau menyadari perasaanku ini).
Selama itu juga kau mengajariku akan banyak hal. Mulai dari belajar bersyukur akan segala yang ada, tersenyum akan segala hal yang terjadi, berjuang untuk mendapatkan apa yang ku mau, dan banyak hal lain. Hal-hal itu kau ajarkan secara tidak sadar, baik dari perkataanmu maupun tindakanmu.

Awalnya aku hanya suka melihat tampangmu yang rupawan. Ya. Layaknya seorang pangeran yang datang dari negeri dongeng.
Tapi, dengan berjalannya waktu dan kedekatan kita, rasa itu brubah menjadi lebih spesial. Bahkan sangat spesial.

Tak terasa ya, sekarang kita sudah berada di penghujung masa SMA kita, masa yang penuh dengan kejutan. Masa yang sangat indah. :)
Dan itu artinya, kita akan segera berpisah. Berpisah sekolah tepatnya.
Aku yang berencana untuk melanjutkan studiku di luar kota dan kamu yang tetap bertahan di kota tercinta ini.
Nanti, kalau kita sudah berada di kampus yang berbeda, jangan lupa mengabariku ya. Setidaknya kita akan tetap menjadi teman, kabarmu sangat berarti untukku.

Aku tau di penghujung SMA ini, kau belum mempunyai pemikiran untuk memiliki sebuah ikatan dengan perempuan manapun. Aku tau, kau pasti ingin memiliki teman hidup yang satu untuk selamanya.

Pernah aku berpikir untuk melupakanmu, tapi apa daya, aku tidak bisa. Perasaanku sudah terlampau besar untukmu.

Jika suatu saat nanti kita tidak akan pernah dipertemukan kembali, aku tidak akan pernah menyesal telah memiliki perasaan ini untukmu.
Aku juga tidak akan mencoba untuk membencimu.
Aku justru bersyukur kepada Tuhan, karena Ia telah memberikan kepadaku kesempatan untuk mengenal kamu, dekat denganmu, sekalipun tidak untuk memilikimu.

Tapi, dalam setiap doaku, aku selalau berharap kepada Tuhan supaya kita bisa dipertemukan kembali di dalam keadaan dan suasana yang tepat.
Aku berharap, Ia akan mempersatukan kita dalam pemberkatanNya yang kudus.
Aku berharap, Ia memberikanku kesempatan untuk memilikimu seumur hidupku. :')
Aku sudah terbayang bagaimana kita tersenyum bahagia karena mempersatukan dua keluarga yang sangat berbeda.
Aaaaaahh.. aku tau ini khayalanku yang sangat tinggi.

Sekarang aku cuma berharap, kita bisa sama-sama sukses dalam cita-cita kita masing-masing.

Hei, jangan lupa akan janjimu ya! Kau ingatkan janjimu itu apa? =))
Janji untuk mengajariku masak (aku malu sebagai perempuan). Dan janjimu yang satu lagi, kau pasti ingat :) (klu:mfGA)

Pangeran, aku sayang padamu.
Aku berjanji, kelak aku akan mengungkapkannya secara langsung, tapi entah kapan.

Aku tunggu kamu pangeran.
Aku tunggu kamu menjadikanku satu-satunya putri di hatimu.

Especially for you 
Love!

Selasa, 16 Juli 2013

Bukan salahku, atau salahmu

Hari ini, hari yang seharusnya menjadi hari terindah dalam hidup kita.
Ya, 3 tahun yang lalu, kita mengesahkan hubungan kita dalam ikatan "sepasang kekasih".
Selama 2 tahun bersama mu, aku tau, banyak hal yang kita lalui bersama. Kisah-kisah kita yang selama ini menjadi kebanggaanku.

2 Tahun bersamamu, mungkin menjadi suatu hal yang biasa bagimu. Tapi tidak bagiku, sayang.

2 Tahun bersamamu adalah sebuah anugrah yang pernah ku dapat. Bukan sekedar anugrah biasa saat aku mendapatkan tas baru. Tapi sebuah anugrah luar biasa. Kau tau mengapa? Karena aku sangat membutuhkanmu dalam hidupku.

Tapi, sudahlah ~
Itu saat kita berdua belum mehancurkan semua kenangan manis kita itu.
Kenangan yang selama ini aku bangun dengan segenap cinta dan hatiku.

Aku tau, dari awal kita dekat, ada suatu hal yang salah antara kita berdua.
Bukan karena aku yang lebih tua 2 tahun darimu.
Tapi ini lebih kompleks dari sekedar masalah umur seorang perempuan yang lebih tua dari pasangannya.

Tepat setahun yang lalu. Saat kita mengesahkan tahun jadi kita yang kedua. Saat kau mengajakku ke rumah kedua orang tuamu.

Semua berawal baik-baik saja, bahkan orang tuamu sudah tau perbedaan umur di antara kita berdua.
Masalah mulai muncul ketika makan malam, saat kedua orang tuamu menyuruhku untuk membaca doa menurut keyakinanmu.
Aku gugup, aku takut, dan aku bingung.
Kita berbeda sayang. Kita tidak berasal dari keyakinan yang sama. Dan orang tuamu tidak tau itu.
Aku yang biasa memakai tasbih dalam setiap shalatku, sekarang di suruh membaca doa dengan membuat tanda salib terlebih dahulu.
Aku tidak bisa. Aku pemegang teguh keyakinanku.

Kedua orang tuamu, khususnya Ibumu, menatapku dalam-dalam dan aku melihat tatapan kekecewaan dari matanya. Wajah cantik Ibumu dan mata sipitnya, kini tidak secerah saat pertama kali ia mempersilahkanku masuk ke rumahmu.

Ya, aku tau. Kita memang tidak bisa bersatu.
Bukan salahmu sayang. Bukan juga salahku.
Tapi kita berdua telah salah langkah.
Tidak seharusnya kita melakukan lintas seperti ini, jika pada akhirnya tidak ada yang mau mengalah.

Perbedaan memang tidak berarti bagi kita. Tapi pernikahan yang suci adalah bagaimana kita bisa menyatukan kedua keluarga kita yang sangat berbeda ini.

Maaf. Bukan aku yang tidak mau memperjuangakan cinta kita.
Tapi aku tidak sanggup untuk melakukan hal ini.
Kita terlalu berbeda.

Sayang, kejarlah impianmu.
Gapailah semua angan-anganmu.
Percayalah, suatu saat kau akan menemukan perempuan lain yang mempunyai keyakinan sama denganmu. Perempuan yang bisa dicintai dan mencintai kedua orang tuamu.
Seperti aku yang sekarang bersama dengan seorang laki-laki pilihan Ibuku.
Laki-laki yang taqwa dan mempunyai tanggung jawab besar bagi aku dan keluargaku kelak.

Terimakasih untuk hadir dalam hidupku sayang.
Cinta akan datang karena terbiasa.
Semakin kamu terbiasa akan kehadiran sosok lain dalam hidupmu.
Percayalah, benih cinta itu akan muncul di antara kalian.

Salam manis dariku.

Senin, 08 Juli 2013

Keabadian cinta (2)

Bandung, 10 Januari 2013

"Sayang, hari ini mama mau ngenalin kamu sama anak temen mama. Dia ganteng, pintar, dia baik lagi Ne.. Kamu siap-siap ya sekarang.."

Mama membangunkanku dengan sejuta celotehannya.
Ya, mau tidak mau aku harus segera bangun dan mengikuti kemauan mama.

Hari ini tanggal 10 Januari.

5 tahun yang lalu..

"Aku udah muak sama semua kebohongan kamu Yan! Kamu kira untuk apa aku ada di sini? Untuk kamu ngkhianatin? Untuk kamu hancurkan? Untuk kamu sakiti?" teriakku dengan tangis yang pecah.

Tyan, kekasihku hanya bisa menatapku dengan tatapan menyesal. Aku tau, dia bukan laki-laki yang sepenuhnya dengan kecuekan. Dia laki-laki yang mudah tersentuh. Aku tau dia benar-benar menyesal dengan apa yang dia lakukan kepadaku selama ini.

"Mulai sekarang, kita udahan aja deh Yan. Kasian perempuan itu. Dia lebih membutuhkanmu..."

Aku pergi dengan mata yang tak berhenti mengeluarkan kristal cair itu. Tyan pun tidak melakukan apa-apa.

Ternyata, hubungan yang kami bangun selama ini. Selama 3 tahun dari SMA kemaren, tidak mempunyai arti apa-apa?

Bodoh! Hanya karena perempuan baru itu. Perempuan yang mengaku-ngaku dijodohkan alm mamahnya dengan Tyan itu. Dia pikir, aku percaya dengan semua sandiwaranya? Bodoh! Dasar perempuan bodoh!

***

"Anne!!!!!!!!" teriak mama yang membangunkanku dari khayalan masa lalu pahitku.

"Iya maaaaa.. Anne siap-siap dulu yaaaaaa" Jawabku sambil segera bersiap-siap. 

Anne, jangan lagi mengingat masa-masa itu!

***

Masa masa kelam itu yang mengenalkanku akan pahitnya cinta yang terkhianati. Ternoda nya sebuah cinta tulus yang selama ini ada. Hilangnya sebuah kepercayaan akan ketulusan cinta yang selama ini seakan terjalin dengan sempurna.

Tapi semua persepsi itu seakan sirna, ketika seorang pangeran berkuda putih datang dan membawa sejuta harapan yang selama ini seakan hilang dari kehidupanku.
Pangeran yang mengembalikan kepercayaanku akan cinta. Pangeran yang tidak sempurna namun menyempurnakanku dengan segala sikap kekanakanku, keegoisanku.

Namanya Jovanno Eleanor. Dia seorang fotografer tampan yang tidak pernah mengeluh.
Setelah masa kelamku, kami bertemu di sebuah event penting perusahaan karena profesiku sebagai wartawati.

Sampai akhirnya dia bekerja di kantor yang sama denganku dan intensitas bertemu kami yang semakin padat.
Dia slalu mengajariku tentang artinya hidup yang harus selalu disyukuri. Dia juga yang mengajarkanku bahwa sebuah pertemuan dan perpisahan mempunyai sebuah makna dan maksud tersendiri di balik itu semua.

Setelah 2 tahun menjadi seorang perempuan single, kami pun mengikatkan hubungan kami menjadi sepasang kekasih yang saling menyayangi tanpa adanya keraguan sedikitpun.

Hari kami jadi tepatnya 10 Januari.

bersambung..

cerita sebelumnya keabadian cinta

Jumat, 31 Mei 2013

Hanya Untuk Kamu..

Malam itu, malam terhening yang pernah di rasakan Diandra. Perasaannya sedang tidak sebaik malam-malam sebelumnya. Udara malam yang dingin semakin membuatnya tidak nyaman. Diandra dan perasaanya sedang kacau. Dia tau, dia harus mengeluarkan semuanya. Perasaan tidak baik jika dipendam lama-lama.

Setelah berpikir panjang, Diandra pun akhirnya menuliskan semua perasaannya di sebuah buku yang selama ini memang sudah menjadi tempatnya menumpahkan segala perasaannya.

Untuk kamu.

Kamu yang memenuhi otakku selama beberapa bulan ini.
Kamu laki-laki tampan yang nyaris sempurna di mataku dan di hadapan perempuan manapun. Kamu dan kacamatamu mampu membius setiap pasang mata para kaum hawa. Ya. Sesempurna itu.

Sudah beberapa bulan ini. Aku mengagumimu. Mengagumi? Mungkin lebih. Ya begitulah.
Sudah beberapa bulan ini juga kita sering bertukar pesan. Pesan singkat yang pada awalnya hanya seputar pelajaran saja.

Mungkin rasa kagum ku ini mulai berubah seiring dengan berjalannya waktu. Aku mulai menyukaimu bahkan menyayangimu. Hah? Sayang? Semudah itu kau mampu membuatku menjadi menyayangimu?

Setelah sekian lama aku bermain-main dengan perasaanku sendiri. Setelah sekian lama hatiku kacau hanya karena mantan kekasihku yang berpaling meninggalkanku. Setelah sekian lama aku tidak pernah merasakah jatuh cinta. Kau lah yang bisa membuatku kembali pada kondisi normalku. Dimana aku harus berjuang kembali mencapai setiap cita-cita yang selama ini sudah ku rencanakan. Kau menyadarkanku apa artinya berjuang dan meninggalkan setiap cinta lama yang menyakitkan. Mungkin kau tak sadar. Tapi itu yang ku rasakan. Memang sedikit hiperbola. Tapi inilah.

Aku perempuan labil yang mulai menyayangimu ini selalu menantikan namamu di layar handphone ku. Aneh ya? Tapi inilah yang kurasakan. Setiap hari aku menunggu pesan singkat darimu. Entah itu seputar pelajaran atau apapun. Asal aku sudah melihat namamu di layar handphoneku, aku tersenyum. Sesedarhana itu.
Setiap perbuatanmu itu menggambarkan kamu yang misterius. Kamu mampu membuatku terbang tinggi ke atas sana namun kamu juga bisa membuatku jatuh sangat dalam bahkan ke inti bumi sekalipun.

Untuk mengartikan setiap sikap mu itu sangat rumit. Serumit pelajaran fisika yang mempunyai 1 rumus induk dan banyak rumus tambahan namun tidak mendapatkan hasil yang sama. Serumit teori genetika, dimana para ilmuwan harus menebak dengan teori yang ada hasil persilangan dari xx dan xy. Ya serumit itu.

Aku takut dalam mengartikan sikapmu itu. Karena bisa saja sikap manismu itu kau berikan kepada setiap perempuan yang dekat denganmu. Aku takut saat aku salah mengartikan sikapmu, aku menjadi sangat keGRan.
Aku tidak pernah tau bagaimana perasaanmu kepada perempuan lain. Khususnya perempuan itu. Aku tidak cukup berani untuk menyanyakan hal itu kepadamu. Apa hakku? Aku hanya temanmu. Tepatnya teman sekelasmu.
Tapi setiap kalian saling bertatapan, ada rasa sakit tersendiri yang sulit untuk ku deskripsikan. Mungkin hanya pengelihatanku saja. Tapi rasanya sakit.
Kalian berdua itu. Huh. Sulit untuk ku ungkapakan. Apa aku cemburu? Sekalipun aku cemburu, apa hakku? Membingungkan. Aku saja bingung, bagaimana kamu.

Aku hanya takut kehilanganmu. Memang selama ini aku tidak pernah memilikimu. Tapi aku takut kamu berpaling kepada perempuan lain. Aku takut kau hanya menganggapku sekedar teman biasa yang tidak mempunyai arti apa-apa. Aku takut suatu saat nanti kau menjadi semakin dekat dengan perempuan itu. Hanya itu. Maaf, aku tau ini bukan hakku.

Jujur dari hatiku yang terdalam, untuk saat ini aku pun tidak berharap menjadi kekasihmu karena aku tau kaupun sedang berfokus kepada cita-citamu. Aku pun sama, aku tidak mau mengecewakan kedua orang tuaku. Tapi aku hanya ingin tau apa yang sebenarnya kau rasakan kepadaku? Apa hanya sekedar teman? Atau lebih dari teman? Atau tidak lebih berharga dari perempuan itu?

Ya hanya kau yang bisa jawab. Hanya kau yang tau dan hanya kau yang merasakan kan?

Trimakasih sudah menjadi seseorang yang selama ini ada untukku. Maaf jika membuatmu sedikit risih dengan perlakuan kedua sahabatku. Maaf jika aku pernah mengusik ketenanganmu.

Aku tidak berani mengungkapkan ini secara langsung. Aku hanya bisa menumpahkannya di sini.

Semoga kita mendapatkan yang terbaik. Sukses untuk kamu.

Cinta tidak selamanya harus memiliki, kan?

Salam manis dariku Diandra Alicia.

Selesai menulis perasaannya itu. Diandra menjadi lebih tenang. Ya dia siap untuk memberikan ungkapan hatinya itu kepada laki-laki itu. Gregorius Daniel. Tidak peduli apa yang akan terjadi setelah hal itu. Yang penting Diandra tenang. Laki-laki itu sudah tau apa perasaannya.

Selasa, 07 Mei 2013

Keabadian cinta

Hai. Sudah lama kita tidak bertemu. 
Apa kabar kamu di sana?
Aku harap kau baik-baik saja.
Tapi aku yakin, pasti kau lebih baik dari keadaanku.

Aku diam-diam merindukanmu. Aku masih Anne yang dulu. Anne yang merindukanmu.

Lucu memang. Kau boleh tertawa sepuasmu jika kau membaca ini.

Kau pernah berkata, setiap pertemuan memiliki suatu makna. Dan setiap perpisahan memiliki sebuah latar belakang.
Sampai sekarang, jujur aku masih mencari tau hal itu.

Kita bertemu saat yang tidak baik bagiku, saat itu, aku baru saja patah hati karena mantan kekasihku. Kau datang dengan membawa sejuta harapan baru untukku.
Kau memang bukan tipe lelaki romantis, tapi setiap perbuatanmu itu bisa membuatku luluh seketika.
Kau spesial. Sangat spesial.
Aku yakin kau menyadari itu. Kau menyadari aku ini salah seorang yang benar-benar mengagumimu.
Saat kita bersama, kau selalu mengajariku artinya bersyukur akan hidup ini. Bersyukur dengan apa yang sudah aku miliki di dunia ini. 
Kau slalu berkata bahwa masih banyak orang yang tak seberuntung aku. Aku memiliki kedua orang tua yang mencintaiku, aku masih bisa makan makanan yang enak, aku masih bisa bersekolah dan aku masih memiliki kesehatan yang sempurna.

Kau hebat. Kau lelaki terkuat yang pernah ku temui. Kau tidak pernah mengeluh kesakitan. 

Sampai sekarang, bayanganmu masih ada di sini. Di dekatku.
Aku tidak tau sampai kapan aku harus seperti ini. Aku masih belum bisa menghapus bayanganmu. Aku masih belum terbiasa tanpa kamu.

Hatiku masih bertanya-tanya mengapa Tuhan mempertemukan kita padahal Ia memisahkan kita juga. 
Apa ini adil?
Aku menyayangimu Jo! Aku merindukanmu Jo!

Tapi apa dayaku?
Aku tidak bisa melakukan apa-apa.
Semua ini Tuhan yang siratkan.
Ia yang menciptakan dan Ia juga yang memanggil.

Setiap hari, aku berdoa kepada Tuhan. Aku berharap Ia akan memberikan cinta abadi kepadaku. Aku berharap Ia akan mengirimkan sosok lain yang bisa menyayangiku dan menjadi kepala keluargaku nanti.

Aku kembali teringat ketika kau berjanji akan melamarku di rumah orang tuaku hari itu.
Matamu itu menatapku dalam. Dan aku melihat keseriusan di matamu.
Kedua orang tuaku tersenyum bahagia menerima lamaranmu itu. Mereka tau bahwa kau adalah laki-laki terbaik yang sudah Tuhan kirim untuk menjagaku.

1 Minggu sebelum hari suci kita. Aku sudah membayangkan bagaimana Ayahku mengantarku ke altar dan menyerahkanku kepadamu. Aku sudah membayangkan bagaimana kita mengucapkan janji pernikahan yang kudus di hadapan para jemaat gereja. Aku sudah membayangkan bagaimana kita berjalan perlahan di karpet merah. Semua sudah kubayangkan. Dan semuanya sudah kita persiapkan.

Tapi, Tuhan ternyata berkehendak lain. Tepat di 1 minggu sebelum hari suci itu, penyakitmu kambuh. Dan Tuhan membawamu ke taman FirdausNya. Kau tau apa yang ku rasa?
Hancur berkeping-keping. Kita sudah dijalan yang benar. Satu langkah lagi menuju kebahagiaan. Mengapa hal ini terjadi?
Tuhan tidak adil bagiku. Apa salahku Tuhan? Mengapa Kau mengambilnya secepat itu? Aku membutuhkannya. 

Tuhan tau apa yang terbaik untuk kita. Aku selalu mengingat kata-katamu itu.

Tapi tidak semudah itu untukku.
Kedua orang tuaku, sahabatku Sesha. Mereka selalu ada mendukungku. Mereka selalu yakin bahwa aku akan mendapat pengganti yang lebih baik.

Terpuruk sangat lama. Melihat fotomu di kamarku, di layar handphone ku, di layar laptopku. Itu membuatku semakin merindukanmu.

Hingga akhirnya sekarang aku berusaha untuk kembali maju. Menyongsong masa depanku.

Aku akan merangkak sedikit demi sedikit. Aku harus maju. Tidak baik jika aku harus tetap terpuruk karena kehilangan cinta. Karena cinta itu abadi.

Sekarang namamu abadi di hatiku dan di batu nisan ini. Jovanno Eleanor.

Salam manis dariku, Anne Schwan.

Jumat, 12 April 2013

Di antara kamu dan dia

Suatu hari, aku melihat wajahmu dan dia. Kalian berdua cocok ya. Kalian layaknya sepasang kekasih yang akan selalu bersama. Jika kalian bersama, aku harus bagaimana?
Aku tetap memberanikan diri, saat kau sedang bertatapan dengan dia. Tapi kau tidak pernah menyatakan rasa cintamu kepadanya. Sebenarnya apa yang kau rasakan kepada dia?
Tatapan matanya pun menunjukkan bahwa dia pun mempunyai rasa yang sama dengannya, tapi mengapa kalian tidak mensahkan hubungan kalian saja?
Aku selalu bercerita kepada dia tentangmu. Aku tidak tau, apa dia suka atau tidak.
Kalian berdua menyembunyikan perasaan kalian masing-masing.
Kau tau aku menyukaimu, dan kau memberikan seberkas harapan kepadaku, seakan aku tidak tau apa yang selalu aku lihat setiap kalian bertatapan.

Aku memang sok tau dengan semua ini, aku tidak tau apa yang kalian berdua rasakan.
Tapi, yang pasti, kau harus tau, aku merasakan sakit yang teramat dalam. Sakit itu, saat kau sedang bersamanya.
Aku selalu berada di antara kalian berdua. Saat kita sedang dalam posisi itu, aku seperti orang ketiga yang tak layak berada di situ.
Aku bingung dengan perasaan ini. Aku kan tidak pernah tau tentang perasaan kalian.

Harapan yang kau berikan, seakan sirna saat kau sedang bersamanya. Kau selalu membandingkanku dengan dia. Padahal, memang dia siapa untukmu?
Apa aku yang selama ini selalu ada untukmu, tidak lebih berharga dari dia?
Apa aku ini tidak layak menjadi sosok yang kau cinta?
Ya, aku tau dia lebih dari padaku, dia jauh lebih cantik dan lembut daripada ku.
Tapi, percayalah, sekalipun aku selalu berada di antara kau dan dia, perasaanku tidak pernah habis, perasaanku selalu ada. Dan aku akan selalu ada untukmu saat kau butuhkan, sekalipun di antara kalian berdua.